Menteri Ekonomi Jepang Tekankan Pentingnya Stabilitas Yen: “Pergerakan Valas Harus Cerminkan Fundamental”

Menteri Ekonomi Jepang, Minoru Kiuchi, menegaskan pentingnya stabilitas yen dan pergerakan valuta asing yang mencerminkan fundamental ekonomi Jepang. Kiuchi Serukan…
1 Min Read 1 7

Menteri Ekonomi Jepang, Minoru Kiuchi, menegaskan pentingnya stabilitas yen dan pergerakan valuta asing yang mencerminkan fundamental ekonomi Jepang.

Kiuchi Serukan Stabilitas Nilai Tukar Yen di Tengah Tekanan Pasar Global

Tokyo — Menteri Ekonomi Jepang, Minoru Kiuchi, menegaskan bahwa pergerakan nilai tukar valuta asing (valas) harus mencerminkan fundamental ekonomi dan tetap stabil agar tidak menimbulkan guncangan terhadap perekonomian domestik.

Dalam pernyataannya pada Selasa (28/10), Kiuchi mengatakan bahwa pemerintah Jepang akan terus memantau dengan cermat dampak fluktuasi yen terhadap inflasi, biaya hidup, dan daya saing ekspor nasional. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan sektor ekspor dan tekanan terhadap rumah tangga akibat lemahnya mata uang yen.

Pernyataan Penting Menteri Ekonomi Jepang

Dalam konferensi pers di Tokyo, Kiuchi menyampaikan beberapa poin kunci terkait kondisi terkini pasar valas dan dampaknya terhadap perekonomian Jepang:

1. Pergerakan valas ditentukan oleh banyak faktor global maupun domestik, seperti kebijakan moneter, arus perdagangan, dan perbedaan suku bunga antarnegara.

2. Pelemahan yen memang dapat mendorong inflasi dalam negeri karena meningkatkan biaya impor, sehingga menekan daya beli masyarakat dan margin keuntungan beberapa sektor bisnis.

3. Namun, di sisi lain, yen yang lemah juga memberikan manfaat signifikan, terutama bagi perusahaan eksportir Jepang yang menikmati peningkatan pendapatan dalam mata uang asing, sekaligus mendorong kenaikan belanja modal domestik.

4. Kiuchi menegaskan bahwa stabilitas nilai tukar menjadi kunci utama untuk menjaga kepercayaan pasar dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

5. Ia juga menambahkan bahwa fluktuasi cepat dan jangka pendek dalam pergerakan valas harus dihindari karena dapat menciptakan ketidakpastian bagi dunia usaha dan rumah tangga.

6. Pemerintah Jepang, katanya, akan terus mengawasi dampak perubahan kurs terhadap perekonomian nasional dan menyiapkan langkah-langkah untuk mengimbangi efek negatif yang mungkin muncul.

7. Sebagai bagian dari kebijakan fiskal, pemerintah tengah menyusun paket ekonomi baru untuk membantu masyarakat menghadapi tekanan biaya hidup akibat inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga impor.

Yen Melemah, Inflasi Meningkat, dan Tantangan Ekonomi Jepang

Dalam beberapa bulan terakhir, yen Jepang mengalami pelemahan tajam terhadap dolar AS, sebagian besar dipicu oleh perbedaan kebijakan moneter antara Bank of Japan (BoJ) dan Federal Reserve (The Fed).

BoJ masih mempertahankan suku bunga ultra-rendah dan kebijakan Yield Curve Control (YCC) untuk mendukung pemulihan ekonomi, sementara The Fed justru menahan suku bunga di level tinggi guna menekan inflasi di Amerika Serikat.

Kondisi tersebut memperlebar selisih imbal hasil antara obligasi Jepang dan AS, sehingga investor global lebih memilih dolar AS dibanding yen. Akibatnya, kurs USD/JPY sempat menembus level 152, mendekati titik intervensi pemerintah yang terakhir terjadi pada 2022.

Kiuchi menyadari bahwa yen yang terlalu lemah dapat memperburuk tekanan inflasi, terutama karena Jepang masih bergantung pada impor energi dan bahan pangan. Biaya impor yang meningkat menggerus daya beli rumah tangga, meski keuntungan eksportir mengalami peningkatan.

“Pelemahan yen tidak hanya berdampak pada harga barang impor, tetapi juga dapat mengubah pola konsumsi masyarakat,” ujar Kiuchi. “Oleh karena itu, stabilitas nilai tukar yang sesuai dengan fundamental ekonomi sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara inflasi, ekspor, dan kesejahteraan rumah tangga.”

Pemerintah Siapkan Paket Ekonomi untuk Redam Dampak Inflasi

Sebagai respons terhadap situasi tersebut, pemerintah Jepang tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi baru. Paket ini akan berfokus pada pengendalian biaya hidup melalui subsidi energi, dukungan bagi sektor rumah tangga berpendapatan rendah, serta insentif bagi perusahaan kecil dan menengah untuk menjaga daya saing.

Menurut Kiuchi, langkah ini diharapkan dapat menstabilkan perekonomian nasional tanpa harus mengandalkan intervensi langsung di pasar valas. Pemerintah, katanya, tetap berkomunikasi dengan Bank of Japan dan otoritas keuangan global untuk meminimalkan dampak ketidakstabilan nilai tukar.

Reaksi Pasar: USD/JPY Sedikit Melemah

Menanggapi komentar Kiuchi, pasar valas menunjukkan reaksi moderat. Pada saat berita ini ditulis, pasangan USD/JPY diperdagangkan melemah sekitar 0,27% ke level 152,47.

Analis mencatat bahwa pernyataan tersebut memberikan sinyal bahwa pemerintah Jepang tetap waspada terhadap potensi intervensi pasar, meski langkah konkret belum diumumkan. Investor kini menunggu sinyal tambahan dari Bank of Japan, terutama menjelang pertemuan kebijakan moneter yang dijadwalkan minggu depan.

Pernyataan Kiuchi menegaskan arah kebijakan ekonomi Jepang yang berupaya menjaga keseimbangan antara stabilitas moneter, daya saing ekspor, dan perlindungan daya beli masyarakat.

Dengan yen yang terus berada di level lemah, pemerintah Jepang menghadapi dilema klasik: menjaga daya saing industri ekspor tanpa membebani konsumen domestik. Stabilitas nilai tukar yang mencerminkan fundamental ekonomi kini menjadi fokus utama dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi Jepang di tengah ketidakpastian global.

Team

One thought on “Menteri Ekonomi Jepang Tekankan Pentingnya Stabilitas Yen: “Pergerakan Valas Harus Cerminkan Fundamental”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *