RBNZ diperkirakan memangkas suku bunga 25 bps meski tekanan harga masih tinggi. Commerzbank menilai pemangkasan belum pasti karena inflasi dekat batas atas target.
RBNZ Bersiap Gelar Pertemuan Terakhir Tahun Ini
Bank Sentral Selandia Baru (Reserve Bank of New Zealand/RBNZ) akan menggelar pertemuan kebijakan moneter terakhir tahun 2025 pada hari Rabu mendatang. Pertemuan ini juga menjadi momen penting karena merupakan yang terakhir di bawah kepemimpinan Gubernur Sementara Christian Hawkesby, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya.
Di tengah perubahan kepemimpinan dan dinamika pasar global, analis valas Commerzbank, Volkmar Baur, menilai bahwa pertemuan ini memiliki bobot besar dalam menentukan arah mata uang NZD serta ekspektasi kebijakan moneter beberapa bulan ke depan.
Pasar Sudah Memprediksi Pemangkasan Suku Bunga
Ekspektasi 25 Basis Poin Sudah “Fully Priced In”
Menurut Commerzbank, pasar tampaknya sudah memiliki konsensus kuat: pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti akan diumumkan RBNZ. Pelaku pasar telah menempatkan ekspektasi tersebut dalam harga aset keuangan sejak beberapa minggu terakhir.
B even jika data inflasi bulanan terbaru menunjukkan tekanan harga yang masih kuat, sentimen pasar tetap tidak bergeser. Indikator harga yang dirilis pada pagi hari hanya memperkuat pandangan analis bahwa tekanan inflasi tetap menjadi masalah utama—namun sejauh ini belum cukup kuat untuk mengubah positioning pasar.
Apakah Pemangkasan Sudah Benar-Benar Pasti?
Meski pasar terlihat optimis, Commerzbank justru memberikan peringatan: keputusan pemangkasan belum tentu menjadi keputusan final. Menurut Baur, penting untuk melihat bahwa data inflasi bulanan memang konsisten, tetapi bukan merupakan gambaran keseluruhan dari kondisi harga di Selandia Baru.
Inflasi Masih Dekat Batas Atas Target RBNZ
Rilis Inflasi Bulanan Berikan Gambaran Tren
Selandia Baru hanya merilis data inflasi komprehensif sekali setiap kuartal, sehingga data bulanan menjadi indikator penting untuk menangkap arah tren harga. Namun, data bulanan hanya mencakup sekitar 45% dari total keranjang barang dan jasa, sehingga interpretasinya perlu dilakukan dengan cermat.
Baur menjelaskan bahwa inflasi tahunan pada Oktober berada di level 2,9%, sedikit menurun dari 3,2% pada September. Meskipun melambat, angka tersebut masih berada sangat dekat dengan batas atas target inflasi RBNZ yaitu 2–3%.
Tekanan Harga Belum Sepenuhnya Mereda
Meski terjadi pelonggaran kecil, tekanan harga dalam perekonomian Selandia Baru masih tinggi. Harga energi, pangan, dan jasa domestik menjadi kontributor terbesar terhadap kekakuan inflasi. Dalam konteks ini, pemangkasan suku bunga mungkin memberikan angin segar bagi aktivitas ekonomi, tetapi juga membawa risiko penurunan efektivitas kebijakan dalam menurunkan inflasi dalam jangka pendek.
Dampak Pemotongan Suku Bunga Oktober Belum Terlihat Penuh
Pemotongan 50 Basis Poin Oktober Masih Bekerja
Pada awal Oktober, RBNZ telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, sebuah langkah agresif yang mengejutkan sebagian pelaku pasar. Menurut Baur, langkah tersebut belum memberikan efek penuh terhadap perekonomian, mengingat kebijakan moneter memiliki time lag yang signifikan sebelum mempengaruhi konsumsi, investasi, dan harga.
Dengan demikian, Baur menilai bahwa akan lebih bijaksana bagi RBNZ untuk mengambil pendekatan wait-and-see pada pertemuan mendatang, bukan kembali memangkas suku bunga.
Risiko RBNZ Bertindak Lebih Berani
Namun, ia juga mengakui bahwa terdapat risiko bahwa RBNZ akan memilih langkah yang lebih agresif dibandingkan perkiraan konservatifnya. Dalam situasi penuh ketidakpastian, para pembuat kebijakan mungkin ingin mengantisipasi pelemahan ekonomi global atau tekanan domestik lainnya dengan memberi stimulus tambahan.
Pasar NZD Berpotensi Volatil Menjelang Keputusan
Tumpang Tindih Data dan Ekspektasi Pasar
Situasi saat ini menimbulkan ketegangan antara dua faktor utama:
1.Ekspektasi pasar yang sudah mengunci pemangkasan suku bunga, dan
2.Data inflasi yang menunjukkan tekanan harga yang belum mereda sepenuhnya.
Kondisi ini dapat menciptakan volatilitas pada NZD menjelang pengumuman. Jika RBNZ tidak memangkas suku bunga seperti ekspektasi, NZD berpotensi menguat tajam. Sebaliknya, jika pemangkasan dilakukan tetapi disertai sinyal dovish tambahan, mata uang dapat melemah lebih jauh.
Dampak Lebih Luas pada Ekonomi Selandia Baru
Keputusan RBNZ bukan hanya berdampak pada nilai tukar NZD, tetapi juga sektor konsumsi, pinjaman rumah, hingga dunia usaha. Penurunan suku bunga dapat memberikan ruang bagi konsumen dan pelaku bisnis untuk bernapas, namun juga dapat memperlama tekanan inflasi yang masih berada dekat batas atas target.
Pemotongan Belum Pasti, Risiko Tetap Besar
Commerzbank menilai bahwa pasar mungkin terlalu cepat menyimpulkan hasil rapat kebijakan RBNZ mendatang. Dengan inflasi yang masih tinggi, dampak pemotongan sebelumnya yang belum sepenuhnya terlihat, serta dinamika ekonomi global, peluang bahwa bank sentral memilih untuk menahan suku bunga tetap terbuka lebar.
RBNZ berada dalam situasi yang rumit, di mana setiap keputusan memiliki konsekuensi besar pada stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Para investor perlu mencermati pernyataan resmi dan arah kebijakan ke depan untuk memahami bagaimana NZD dan pasar regional akan bereaksi.