Wednesday

2 July 2025 Vol 19

Mata Uang Asia Tertekan Akibat Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran

Pada hari Senin, mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan ketika dolar Amerika Serikat mengalami penguatan. Hal ini terjadi setelah AS…
1 Min Read 1 1

Pada hari Senin, mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan ketika dolar Amerika Serikat mengalami penguatan. Hal ini terjadi setelah AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran pada akhir pekan, menciptakan kegelisahan di pasar keuangan terkait kemungkinan respons dari Teheran.

Mata uang Amerika ini diuntungkan oleh meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven, sementara aset lain seperti emas dan yen Jepang justru mengalami penurunan.

Dampak Kebijakan Federal Reserve

Mata uang-mata uang Asia juga masih merasakan dampak negatif dari minggu sebelumnya, dipicu oleh sinyal hawkish yang diberikan Federal Reserve. Beberapa pejabat Fed dijadwalkan akan memberikan pernyataan dalam beberapa hari ke depan, yang diperkirakan akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga mendatang.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell rencananya akan memberikan testimoni di hadapan Kongres pada hari Selasa dan Rabu.

Penguatan Indeks Dolar

Mata uang regional sebagian besar juga terpengaruh oleh laporan ekonomi yang menunjukkan kinerja solid dari Australia dan Jepang.

Dollar index beserta futures-nya masing-masing mengalami kenaikan 0,3% dalam perdagangan Asia, melanjutkan tren kenaikan moderat dari minggu sebelumnya.

Penguatan greenback terutama didorong oleh permintaan safe haven, karena para trader menunggu untuk mengamati bagaimana Teheran akan merespons serangan tersebut. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan tersebut telah berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Iran, yang secara efektif menggagalkan ambisi nuklir negara tersebut.

Ketegangan Iran-AS dan Ancaman Pembalasan

Trump telah menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, sementara Teheran secara konsisten menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar.

Media-media Iran melaporkan bahwa negara tersebut kini merencanakan untuk memblokade Selat Hormuz sebagai bentuk pembalasan atas serangan-serangan tersebut. Tindakan semacam ini berpotensi sangat mengganggu pasokan minyak ke sebagian besar wilayah Asia dan Eropa, yang pada akhirnya dapat memicu ketidakstabilan ekonomi.

Harga minyak mengalami lonjakan pascaserangan tersebut, menimbulkan kekhawatiran bahwa kenaikan harga energi dapat memicu inflasi yang lebih tinggi.

Pergerakan Mata Uang Asia

Situasi ini memicu sentimen risk-off di pasar Asia. Pasangan USDCNY yuan China menguat 0,1%, sementara pasangan USDSGD dolar Singapura naik 0,2%. China “mengecam keras” serangan AS dan mendesak Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Pasangan USDKRW won Korea Selatan melonjak 0,7%, sementara pasangan USDINR rupee India menguat 0,2%.

Dolar Australia dan Yen Jepang Terkoreksi Meski Data PMI Positif

Pasangan AUDUSD dolar Australia melemah 0,7%, meskipun data PMI menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam aktivitas manufaktur dan sektor jasa pada bulan Juni.

Hasil PMI tersebut mencerminkan ketangguhan ekonomi Australia, khususnya di tengah pemulihan konsumsi domestik di negara tersebut.

Pasangan USDJPY yen Jepang menguat 0,5%, dengan mata uang tersebut mengalami sedikit permintaan sebagai safe haven.

Data PMI menunjukkan sektor manufaktur Jepang tumbuh untuk pertama kalinya dalam 11 bulan pada Juni, sementara pertumbuhan sektor jasa meningkat berkat peningkatan pengeluaran konsumen di negara tersebut.

Peter

One thought on “Mata Uang Asia Tertekan Akibat Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *