Saham Konsumer UNVR, MYOR, ICBP Meroket, Didorong Sentimen Pencairan BLT Rp30 Triliun

Saham-saham konsumer seperti UNVR, MYOR, dan ICBP melonjak tajam usai pencairan BLT Rp30 triliun oleh pemerintah. Kebijakan ini memicu optimisme…
1 Min Read 0 7

Saham-saham konsumer seperti UNVR, MYOR, dan ICBP melonjak tajam usai pencairan BLT Rp30 triliun oleh pemerintah. Kebijakan ini memicu optimisme pasar terhadap daya beli masyarakat dan memperkuat kinerja IHSG di atas 8.000.

UNVR dan MYOR Jadi Pemimpin Kenaikan Saham Konsumer

JAKARTA — Saham-saham sektor konsumer mencatatkan reli kuat pada awal pekan ini, Senin (20/10/2025), seiring dengan mulai dicairkannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp30 triliun oleh pemerintah. Program bantuan ini diyakini meningkatkan ekspektasi pasar terhadap daya beli masyarakat, mendorong sentimen positif di sektor konsumsi, dan memperkuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) memimpin penguatan dengan kenaikan 10,00% ke level Rp2.090 per saham. Lonjakan ini menjadi sinyal pemulihan bagi Unilever setelah sempat tertekan sepanjang tahun berjalan 2025.

Tak hanya UNVR, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) juga menguat 3,65% ke Rp2.270 per saham, diikuti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang naik 0,80%, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) yang menguat 2,11%.

Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) turut melambung 4,63% ke Rp565, sementara PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) naik 2,26% ke Rp1.355.

Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap sektor konsumer defensif, yang dianggap paling diuntungkan dari peningkatan konsumsi rumah tangga akibat stimulus pemerintah.

Efek Domino: Saham Ritel Ikut Terdorong

Sentimen positif BLT tidak hanya mengangkat saham produsen barang konsumsi, tetapi juga mendorong kinerja saham ritel.

Saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) — pengelola jaringan minimarket Alfamart — melesat 7,51% ke Rp2.290. Sementara PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) naik 5,66% ke Rp448, dan PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) ikut menguat 6,67% ke Rp64 per saham.

Pelaku pasar menilai peningkatan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah lewat BLT akan langsung berdampak pada penjualan ritel harian. Dana bantuan tunai umumnya digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, produk rumah tangga, serta makanan olahan—segmen yang menjadi tulang punggung pendapatan emiten-emiten tersebut.

Indeks Konsumer dan IHSG Ikut Terdorong ke Zona Hijau

Kinerja positif sektor konsumer secara keseluruhan mendorong indeks IDX Non-Cyclical Consumer naik 1,45% pada sesi I perdagangan hari ini. Dari 131 saham konstituen, sebanyak 64 saham menguat, 36 terkoreksi, dan 31 stagnan.

Sektor IDX Cyclical Consumer juga ikut melaju 1,22% ke level 900,16, mencerminkan rotasi dana investor menuju saham-saham yang sensitif terhadap konsumsi domestik.

Dampak positif tersebut turut mengerek IHSG kembali ke level 8.071,29, setelah sempat melemah ke posisi 7.915,66 pada sesi sebelumnya.

Pencairan BLT Rp30 Triliun Jadi Pemicu Utama

Pemerintah mulai mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp900.000 per penerima manfaat (KPM) hari ini, Senin (20/10/2025). Program ini merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi tahap dua yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto pada Jumat (17/10/2025).

Stimulus tersebut ditujukan bagi kelompok masyarakat berpendapatan terendah (desil 1–4) untuk menjaga daya beli, memperkuat konsumsi domestik, dan menahan dampak inflasi pangan jelang akhir tahun.

Pencairan dilakukan melalui jaringan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk 18,3 juta KPM, serta PT Pos Indonesia (Persero) untuk 17,2 juta KPM.

Total Rp30 triliun anggaran BLT ini berasal dari realokasi APBN 2025, dan nilainya melampaui total anggaran delapan program akselerasi ekonomi yang diluncurkan bulan sebelumnya.

Optimisme Pasar dan Potensi Kenaikan Konsumsi Kuartal IV

Para analis menilai pencairan BLT akan memberikan dorongan nyata terhadap konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2025. Sektor makanan, minuman, produk rumah tangga, dan ritel modern akan menjadi penerima manfaat terbesar.

Ekonom Bahana Sekuritas, Dian Kartika, mengatakan bahwa momentum ini akan membantu menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal.

“BLT menjadi katalis positif jangka pendek bagi emiten konsumer dan ritel. Daya beli lapisan masyarakat terbawah akan naik, yang artinya volume penjualan emiten bisa meningkat signifikan,” jelasnya.

Dian menambahkan, jika realisasi konsumsi tetap kuat hingga Desember, maka pertumbuhan ekonomi kuartal IV bisa menembus 5,4%, lebih tinggi dari ekspektasi semula di 5,1%.

Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli dan Stabilitas Harga

Selain BLT, pemerintah juga tengah menyiapkan strategi lanjutan untuk menjaga stabilitas harga pangan dan memperkuat produksi dalam negeri.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa program bantuan sosial tidak hanya bersifat sementara, tetapi akan dikaitkan dengan peningkatan produktivitas sektor pertanian, UMKM, dan distribusi pangan nasional.

“Kita ingin masyarakat tidak hanya terbantu, tapi punya daya beli dan daya produksi yang meningkat,” ujar Prabowo dalam di Istana Negara.

BLT Jadi Pemicu Reli Saham Konsumer

Lonjakan saham konsumer dan ritel di Bursa Efek Indonesia menegaskan optimisme investor terhadap efektivitas kebijakan fiskal pemerintah. Pencairan BLT Rp30 triliun tidak hanya menambah likuiditas ekonomi masyarakat, tetapi juga memperkuat sektor konsumsi domestik — mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan tren positif ini, sektor konsumer berpotensi tetap menjadi penopang IHSG hingga akhir tahun, seiring harapan pasar terhadap berlanjutnya stimulus fiskal dan stabilitas ekonomi nasional di bawah pemerintahan Prabowo.

Team

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *