Dolar Australia Menguat : Pasar Pangkas Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga RBA setelah Pernyataan Bullock

Dolar Australia menguat setelah Gubernur RBA Michele Bullock menegaskan pasar tenaga kerja masih ketat, mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga. AUD…
1 Min Read 1 8

Dolar Australia menguat setelah Gubernur RBA Michele Bullock menegaskan pasar tenaga kerja masih ketat, mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga.

AUD Menguat setelah Pasar Pangkas Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga RBA

Dolar Australia (AUD) melanjutkan penguatannya terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa, mencatat kenaikan selama dua sesi berturut-turut. Penguatan ini terjadi seiring memudarnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA).

Pasar kini hanya memperkirakan sekitar 15% peluang adanya pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan—turun drastis dari proyeksi 60% sebelumnya. Pergeseran pandangan ini terjadi setelah Gubernur RBA Michele Bullock menegaskan bahwa kondisi pasar tenaga kerja di Australia masih tergolong “sedikit ketat,” meski data pengangguran terakhir menunjukkan lonjakan yang mengejutkan.

Pernyataan Bullock menjadi sinyal kuat bahwa RBA belum akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat, terutama di tengah tekanan inflasi yang masih berada di atas target. Fokus investor kini beralih ke data inflasi kuartal III yang dijadwalkan rilis Rabu, serta laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan September, untuk memperkirakan arah suku bunga berikutnya.

Optimisme Perdagangan AS–Tiongkok Dorong Sentimen Pasar

Selain faktor kebijakan moneter, Dolar Australia juga memperoleh dukungan dari optimisme terhadap kemajuan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kedua negara disebut telah mencapai titik temu dalam sejumlah isu utama, membuka peluang tercapainya kesepakatan yang dapat menurunkan ketegangan perdagangan global.

Menurut laporan pejabat Malaysia yang menjadi tuan rumah pembicaraan, AS dan Tiongkok telah menyepakati isu strategis seperti kontrol ekspor, fentanyl, serta pengenaan bea pengiriman. Langkah ini diharapkan dapat membuka jalan bagi pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping pada Kamis mendatang.

Kesepakatan ini dinilai penting bagi Australia, mengingat hubungan dagang yang erat dengan Tiongkok. Setiap perkembangan positif di perekonomian Tiongkok cenderung memberikan dorongan tambahan bagi nilai tukar AUD.

Dolar AS Melemah di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) terus mengalami pelemahan dan diperdagangkan di sekitar level 98,70 pada Selasa. Greenback tertekan oleh meningkatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan pekan ini.

Alat CME FedWatch menunjukkan pasar memperkirakan 97% peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,25 poin, menurunkan rentang acuan ke 3,75–4,00%. Bahkan, sekitar 96% pelaku pasar masih memperkirakan satu pemangkasan tambahan pada Desember.

Kondisi politik dalam negeri AS turut memperumit keputusan bank sentral. Ancaman penutupan pemerintahan (government shutdown) memunculkan perdebatan internal di antara pejabat The Fed: apakah perlu memangkas suku bunga untuk menopang pasar tenaga kerja yang melemah, atau mempertahankan level suku bunga saat inflasi masih di atas target 2%.

Data terbaru dari Bureau of Labor Statistics (BLS) menunjukkan IHK September naik 3,0% (YoY), sedikit di bawah ekspektasi 3,1%. Sementara secara bulanan, inflasi naik 0,3%, melambat dari kenaikan 0,4% di Agustus. IHK inti naik 0,2% bulanan dan 3,0% tahunan—angka yang memperkuat argumen bagi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.

Menambah sentimen positif, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa ancaman tarif 100% terhadap produk Tiongkok kini “praktis sudah dibatalkan,” seraya menambahkan bahwa Tiongkok telah setuju untuk membeli lebih banyak kedelai dari AS dan menunda pembatasan ekspor tanah jarang selama setahun.

Data Ekonomi Australia Campur Aduk, Namun AUD Tetap Kokoh

Dari sisi domestik, data aktivitas bisnis menunjukkan pergerakan beragam. PMI Manufaktur S&P Global Australia untuk Oktober turun ke 49,7 dari 51,4 sebelumnya, menandakan pelemahan di sektor industri. Sebaliknya, PMI Jasa naik ke 53,1 dari 52,4, dan PMI Gabungan meningkat menjadi 52,6, menandakan pertumbuhan sektor jasa masih solid.

Meski data manufaktur melemah, AUD tetap kuat karena ekspektasi pasar terhadap suku bunga RBA kini lebih konservatif, memperkecil tekanan terhadap mata uang tersebut.

Analisis Teknis: AUD/USD Tahan di Atas EMA 50-Hari

Secara teknikal, pasangan AUD/USD diperdagangkan di sekitar 0,6560, mendekati rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50-hari. Posisi ini mengindikasikan momentum bullish jangka menengah masih terjaga, terutama setelah harga menembus batas atas pola descending channel di grafik harian.

Level 0,6600 menjadi area resistensi psikologis berikutnya. Jika ditembus, pasangan ini berpotensi menguji puncak 12 bulan terakhir di 0,6707 yang tercapai pada 17 September.

Sebaliknya, support awal berada di EMA 50-hari di 0,6542, diikuti oleh EMA 9-hari di 0,6526. Penurunan di bawah level ini dapat memicu kembali tekanan jual menuju level terendah empat bulan di 0,6414, dan bahkan ke batas bawah channel di sekitar 0,6380.

Penguatan Dolar Australia saat ini mencerminkan kombinasi dari fundamental domestik yang relatif stabil, optimisme global terhadap perdagangan, serta pelemahan Dolar AS akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, arah selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil data inflasi Australia dan langkah kebijakan RBA dalam waktu dekat.

Team

One thought on “Dolar Australia Menguat : Pasar Pangkas Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga RBA setelah Pernyataan Bullock

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *