Dolar AS Bertahan di Puncak: Investor Waspadai Data Ketenagakerjaan dan PMI Jasa AS

Dolar AS bergerak stabil pada Rabu (5/11) setelah reli lima hari beruntun. Investor kini menanti rilis data ketenagakerjaan ADP dan…
1 Min Read 0 10

Dolar AS bergerak stabil pada Rabu (5/11) setelah reli lima hari beruntun. Investor kini menanti rilis data ketenagakerjaan ADP dan PMI Jasa ISM AS yang akan menjadi penentu arah pasar selanjutnya, di tengah ketegangan fiskal AS dan sinyal positif dari kebijakan perdagangan Tiongkok.

Dolar AS Tahan Kenaikan, Pasar Fokus pada Data Ekonomi Penting

Nilai tukar Dolar AS (USD) bertahan kuat pada awal perdagangan Rabu (5 November 2025) di sesi Eropa, melanjutkan tren positif selama lima hari berturut-turut terhadap mayoritas mata uang utama dunia.
Namun, reli tersebut tampak mulai kehilangan momentum karena para pelaku pasar kini bersikap hati-hati menjelang rilis data ketenagakerjaan ADP dan PMI Jasa ISM untuk bulan Oktober — dua indikator penting yang sering digunakan sebagai petunjuk awal arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama, sempat menyentuh level tertinggi sejak awal Agustus di atas 100,20 pada Selasa malam. Meski begitu, pada perdagangan pagi ini, indeks tersebut berfluktuasi tipis di kisaran 100, menandakan fase konsolidasi setelah kenaikan tajam sebelumnya.

Ketegangan Politik AS dan Ancaman Shutdown Terpanjang

Faktor domestik masih menjadi sorotan utama. Pada Selasa (4/11), Senat Amerika Serikat kembali gagal meloloskan rancangan undang-undang pendanaan sementara untuk menjaga operasional pemerintahan.
Akibatnya, penutupan sebagian pemerintah (government shutdown) kini telah memasuki hari ke-36 — menjadikannya yang terpanjang dalam sejarah AS modern.

Kebuntuan politik ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait stabilitas fiskal dan kepercayaan investor terhadap perekonomian AS.
Pasar saham Wall Street pun merespons negatif. Tiga indeks utama — Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite — kompak melemah tajam pada sesi perdagangan Selasa, seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa stagnasi fiskal bisa menekan aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun.

Meskipun demikian, Dolar AS justru diuntungkan dari situasi ini karena investor beralih mencari aset aman (safe haven) di tengah ketidakpastian politik.

Pasar Tunggu Sinyal dari Data ADP dan PMI Jasa ISM

Pelaku pasar kini menantikan dua data penting yang akan dirilis malam ini waktu Asia:

1.Laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP (ADP Employment Change) — yang diharapkan memberikan gambaran awal tentang kondisi tenaga kerja sektor swasta AS menjelang data resmi Non-Farm Payrolls (NFP) akhir pekan ini.

2.Indeks PMI Jasa ISM (Institute for Supply Management Services PMI) — yang akan menunjukkan apakah aktivitas sektor jasa, kontributor terbesar PDB AS, masih mampu bertahan di tengah tekanan inflasi dan penurunan belanja konsumen.

Jika hasil data menunjukkan perlambatan ekonomi, pasar mungkin akan menilai bahwa The Fed berpeluang menurunkan suku bunga lebih cepat pada 2026. Namun, jika data justru menunjukkan ketahanan ekonomi, maka dolar berpotensi kembali menguat karena ekspektasi kebijakan suku bunga yang tetap ketat.

Kabar Positif dari Beijing: Tiongkok Longgarkan Tarif Impor AS

Dari sisi global, perhatian investor juga tertuju pada kabar terbaru dari Beijing.
Kementerian Keuangan Tiongkok pada Rabu pagi mengumumkan bahwa mulai 10 November 2025, pemerintah akan menghapus sejumlah tarif terhadap produk pertanian asal Amerika Serikat.

Langkah ini disertai dengan keputusan untuk menangguhkan tarif tambahan sebesar 24% terhadap sebagian barang impor dari AS selama satu tahun ke depan. Namun, Tiongkok akan tetap mempertahankan tarif dasar 10% pada kategori produk tertentu.

Kendati belum dijelaskan secara rinci produk apa saja yang termasuk dalam kebijakan ini, pengumuman tersebut dipandang pasar sebagai sinyal positif menuju relaksasi hubungan dagang antara Washington dan Beijing.

Langkah Tiongkok ini juga diinterpretasikan sebagai bagian dari upaya menstabilkan hubungan ekonomi bilateral serta memperbaiki rantai pasok pangan domestik yang selama dua tahun terakhir terganggu akibat perang tarif dan kondisi geopolitik global.

Komentar Trump dan Sinyal Negosiasi Baru

Menambah optimisme pasar, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya telah bertemu dengan pejabat dari Swiss untuk membahas kerja sama perdagangan dan sejumlah isu ekonomi lainnya. Ia juga mengumumkan bahwa perundingan perdagangan tambahan dengan beberapa mitra dagang akan segera dimulai.

Pernyataan ini menimbulkan spekulasi bahwa Washington mungkin akan memperluas diplomasi dagang di luar poros tradisional AS–Tiongkok, guna memperkuat posisi ekspor AS dan menurunkan ketergantungan terhadap pasar tunggal tertentu.

Prospek Dolar ke Depan

Dengan situasi yang berkembang, analis memperkirakan dolar akan bergerak dalam pola konsolidasi hingga data makroekonomi terbaru memberi arah yang lebih jelas.
Kenaikan beruntun selama lima hari terakhir mungkin akan diikuti fase stabilisasi jangka pendek, kecuali jika data ADP atau PMI menunjukkan hasil yang jauh di atas ekspektasi pasar.

Untuk saat ini, investor akan tetap berhati-hati. Kombinasi antara ketegangan politik di Washington, kebijakan fiskal yang belum terselesaikan, dan potensi perbaikan hubungan dagang AS–Tiongkok akan menjadi faktor utama penentu arah pergerakan dolar dalam beberapa hari ke depan.

Team

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *