Bank Sentral Tiongkok (PBOC) menetapkan kurs tengah USD/CNY di 7,0856, lebih kuat dari perkiraan pasar dan menandakan dukungan terhadap stabilitas yuan.
PBOC Tetapkan Kurs Tengah USD/CNY Lebih Kuat dari Perkiraan, Yuan Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Beijing — Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC) pada Selasa menetapkan kurs tengah yuan terhadap dolar AS (USD/CNY) di 7,0856, sedikit menguat dibandingkan posisi sebelumnya di 7,0881, dan lebih kuat dari perkiraan konsensus pasar yang diproyeksikan oleh Reuters di 7,1029.
Langkah ini mencerminkan upaya berkelanjutan otoritas moneter Tiongkok untuk menjaga stabilitas nilai tukar yuan di tengah tekanan eksternal dari penguatan dolar AS dan ketidakpastian ekonomi global.
Kurs tengah harian (midpoint) yang ditetapkan oleh PBOC berfungsi sebagai patokan resmi untuk perdagangan yuan di pasar spot dalam negeri, yang diizinkan berfluktuasi maksimal 2% di atas atau di bawah level tersebut. Penetapan kurs ini menjadi instrumen penting bagi PBOC untuk mengendalikan volatilitas mata uang dan menjaga kepercayaan pasar terhadap kebijakan moneter Beijing.
Langkah PBOC Cerminkan Komitmen Stabilkan Yuan
Penetapan kurs tengah yuan yang lebih kuat dari estimasi analis menandakan bahwa PBOC masih berupaya menahan pelemahan yuan terhadap dolar AS. Penguatan dolar global dalam beberapa minggu terakhir, didorong oleh ketahanan ekonomi Amerika Serikat dan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda pemangkasan suku bunga, sempat menekan mata uang Asia, termasuk yuan.
Namun, langkah PBOC kali ini dianggap sebagai sinyal kebijakan yang berhati-hati namun tegas. Menurut analis dari Bank of Communications, Beijing berupaya mencegah pelemahan tajam yang dapat memicu arus keluar modal dan menambah tekanan pada sektor keuangan domestik.
“PBOC tampaknya masih ingin menjaga keseimbangan antara stabilitas eksternal dan kebutuhan domestik,” kata analis tersebut. “Dengan kurs tengah yang lebih kuat, mereka mengirim pesan bahwa pelemahan yuan akan dibatasi.”
Konteks Ekonomi: Antara Pemulihan Lambat dan Dukungan Kebijakan
Penetapan kurs tengah yuan datang di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi Tiongkok yang masih moderat. Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur dan konsumsi memang mulai meningkat, tetapi masih menghadapi tantangan dari lemahnya permintaan global dan kondisi properti yang rapuh.
Untuk mendukung pemulihan tersebut, PBOC telah menempuh kebijakan moneter akomodatif, termasuk menurunkan suku bunga pinjaman jangka menengah (MLF) dan memberikan lebih banyak likuiditas ke sistem perbankan. Namun, ruang untuk pelonggaran lebih lanjut tetap terbatas, karena pelemahan yuan dapat meningkatkan risiko arus keluar modal.
Beberapa ekonom menilai bahwa PBOC kini lebih fokus pada stabilisasi ekspektasi pasar daripada intervensi agresif. Mereka memanfaatkan kombinasi penetapan kurs tengah yang konservatif dan operasi likuiditas terarah untuk mengendalikan tekanan depresiasi tanpa menimbulkan ketidakpastian baru.
Pengaruh Perbedaan Suku Bunga dan Faktor Eksternal
Salah satu faktor utama yang terus membayangi pergerakan yuan adalah perbedaan suku bunga antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Dengan suku bunga acuan The Fed tetap tinggi sementara PBOC menjaga tingkat suku bunga rendah untuk mendukung pertumbuhan, arus modal keluar dari Tiongkok berpotensi meningkat.
Selain itu, penguatan dolar AS di pasar global, didorong oleh data ekonomi yang solid dari Amerika, menambah tekanan pada mata uang Asia. Dalam kondisi seperti ini, penetapan kurs tengah PBOC menjadi sinyal penting untuk menjaga persepsi pasar.
Langkah hari ini, di mana PBOC menetapkan kurs 7,0856, memperlihatkan bahwa otoritas moneter Tiongkok tidak ingin membiarkan yuan melemah terlalu jauh, terutama saat negara itu berupaya memperkuat kepercayaan investor asing setelah pandemi dan krisis properti yang berkepanjangan.
Reaksi Pasar: Yuan Stabil, Sentimen Positif
Pasar valuta asing merespons keputusan PBOC dengan relatif positif. Di perdagangan spot pagi hari, yuan onshore (CNY) diperdagangkan mendekati 7,29 per dolar AS, sementara yuan offshore (CNH) menunjukkan pergerakan stabil di sekitar 7,30.
Analis menilai langkah PBOC membantu menahan volatilitas dan memberikan sinyal bahwa otoritas Beijing siap menjaga stabilitas nilai tukar, terutama menjelang data ekonomi utama yang akan dirilis akhir pekan ini, termasuk angka pertumbuhan kredit baru dan inflasi konsumen (CPI).
Beberapa pelaku pasar juga mencatat bahwa PBOC telah meningkatkan penggunaan “fixing bias” — yakni penetapan kurs tengah yang lebih kuat dari nilai pasar — sebagai alat untuk menenangkan spekulasi pelemahan berlebihan.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengembalikan kepercayaan terhadap yuan setelah periode tekanan yang berkepanjangan akibat ketidakpastian global.
Penetapan kurs tengah USD/CNY di 7,0856 oleh People’s Bank of China menjadi sinyal penting bahwa Beijing berkomitmen menjaga stabilitas yuan meskipun menghadapi tekanan global yang signifikan.
Langkah ini menegaskan bahwa PBOC mengadopsi pendekatan yang seimbang — menjaga agar mata uang tidak terlalu kuat hingga menghambat ekspor, namun juga tidak terlalu lemah hingga memicu kekhawatiran investor.
Dengan kebijakan yang hati-hati namun konsisten, yuan berpotensi tetap stabil dalam jangka menengah, asalkan PBOC terus mengelola ekspektasi pasar dengan efektif di tengah tantangan ekonomi domestik dan ketidakpastian global yang masih tinggi.