Indeks Dolar AS (DXY) bertahan stabil di bawah level 100 seiring sikap hawkish The Fed dan optimisme atas kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok. Investor kini menantikan data manufaktur AS bulan Oktober untuk sinyal arah selanjutnya.
The Fed Pertahankan Nada Hawkish, Investor Kurangi Taruhan Pemangkasan Suku Bunga
Indeks Dolar Amerika Serikat (DXY) tetap bergerak stabil di kisaran tinggi pada awal pekan ini, tepat di bawah level psikologis penting 100,00. Penguatan mata uang Greenback masih mendapat dukungan kuat dari pernyataan hawkish Federal Reserve (The Fed) serta sentimen positif terhadap perkembangan kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Pada sesi perdagangan Eropa hari Senin, DXY terpantau menguat dan berkonsolidasi di sekitar 99,85 setelah naik lebih dari 1% sejak pengumuman kebijakan moneter The Fed pekan lalu. Investor tampaknya masih mempertahankan posisi beli terhadap dolar AS di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan sinyal bahwa bank sentral AS belum siap untuk menurunkan suku bunga lebih agresif tahun ini.
Dalam rapat kebijakan bulan Oktober, Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan pesan yang lebih berhati-hati terhadap kemungkinan pelonggaran moneter lebih lanjut.
Powell menegaskan bahwa kondisi ekonomi AS saat ini masih menghadapi risiko inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, sementara pertumbuhan lapangan kerja menunjukkan tanda-tanda melambat. Ia menekankan bahwa The Fed tidak ingin terburu-buru menurunkan suku bunga hanya karena tekanan dari pasar atau ekspektasi jangka pendek.
“Menavigasi kebijakan moneter di tengah inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang tidak stabil bukanlah hal mudah. Kami perlu memastikan bahwa keputusan berikutnya benar-benar berdasarkan data, bukan asumsi,” kata Powell dalam konferensi pers setelah rapat.
Komentar tersebut segera memengaruhi ekspektasi pasar. Menurut alat CME FedWatch, peluang bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember turun menjadi sekitar 67%, dari 91% sebelum pengumuman kebijakan pekan lalu. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar mulai memperhitungkan skenario suku bunga tetap bertahan lebih lama untuk menjaga stabilitas harga.
Dukungan Tambahan dari Kesepakatan Dagang AS–Tiongkok
Selain kebijakan moneter, penguatan dolar AS juga didukung oleh perkembangan positif dari ranah geopolitik. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dikabarkan telah mencapai kerangka kesepakatan perdagangan yang lebih konkrit.
Kesepakatan ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut, yang selama beberapa tahun terakhir menimbulkan volatilitas besar di pasar global. Optimisme pasar terhadap stabilitas perdagangan turut memperkuat daya tarik dolar AS sebagai aset lindung nilai.
Namun, sejumlah analis memperingatkan bahwa kesepakatan tersebut masih bersifat awal dan belum mencakup seluruh isu sensitif seperti tarif impor, teknologi, dan hak kekayaan intelektual. “Selama belum ada kepastian detail implementasi, pasar akan tetap waspada,” ujar seorang analis di Barclays Capital.
Fokus Pasar Beralih ke Data Manufaktur AS Bulan Oktober
Fokus utama investor pada pekan ini akan tertuju pada rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat untuk bulan Oktober. Laporan PMI Manufaktur versi S&P Global diperkirakan akan menunjukkan kenaikan kecil menjadi 52,2 dibandingkan dengan 52,0 pada bulan sebelumnya, menandakan ekspansi yang masih moderat di sektor industri.
Sementara itu, survei PMI versi Institute for Supply Management (ISM) diperkirakan menunjukkan sedikit pelemahan menjadi 49,2 dari 49,1 pada bulan September, yang berarti sektor manufaktur masih dalam fase kontraksi.
Meskipun begitu, subindeks harga dalam laporan ISM diprediksi meningkat menjadi 62,6 dari 61,9, menandakan tekanan inflasi di tingkat produsen masih tinggi. Jika data aktual menunjukkan kekuatan yang lebih baik dari perkiraan, hal ini bisa memperkuat posisi dolar AS karena memperkuat pandangan bahwa The Fed akan tetap berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Prospek Teknis DXY: Tertahan di Bawah Level Psikologis 100,00
Dari sisi teknikal, DXY masih menunjukkan tren bullish jangka pendek setelah berhasil mempertahankan posisinya di atas area support 99,20. Level psikologis 100,00 kini menjadi resistance penting yang jika ditembus, dapat membuka ruang penguatan lebih lanjut menuju 100,50 hingga 101,00.
Sementara itu, indikator Relative Strength Index (RSI) harian berada di kisaran 60, menandakan momentum beli masih cukup kuat namun mulai mendekati area jenuh beli. Analis teknikal memperkirakan bahwa selama DXY mampu bertahan di atas level 99,50, bias positif tetap dominan.
Dolar AS Masih Punya Tenaga untuk Menguat
Secara keseluruhan, dolar AS tampak masih memiliki ruang untuk mempertahankan penguatannya dalam jangka pendek. Nada hawkish dari The Fed, berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta optimisme terhadap perbaikan hubungan perdagangan AS–Tiongkok menjadi kombinasi faktor yang menopang permintaan terhadap mata uang ini.
Namun, arah pergerakan selanjutnya kemungkinan akan sangat bergantung pada hasil data ekonomi minggu ini, terutama sektor manufaktur dan inflasi. Jika data menunjukkan resiliensi ekonomi yang lebih baik dari ekspektasi, maka peluang penguatan dolar AS menuju level 100 ke atas semakin terbuka lebar.
One thought on “Dolar AS Menguat Stabil di Bawah Level Psikologis 100: The Fed Hawkish dan Optimisme Perdagangan Dorong DXY”