Harga Emas Tembus USD 3.900: Gejolak Politik Global dan Penutupan Pemerintah AS Dorong Lonjakan Permintaan Safe Haven

Harga emas melesat di atas USD 3.900 per ons, tertinggi sepanjang masa, di tengah penutupan pemerintah AS dan ketegangan politik…
1 Min Read 1 13

Harga emas melesat di atas USD 3.900 per ons, tertinggi sepanjang masa, di tengah penutupan pemerintah AS dan ketegangan politik di Prancis serta Jepang. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan permintaan safe haven memperkuat tren bullish emas global.

Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mencetak sejarah dengan menembus level USD 3.900 per ons pada perdagangan Senin (6/10), menandai reli delapan minggu berturut-turut. Momentum kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan safe-haven di tengah penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang berlarut-larut serta ketidakstabilan politik di Prancis dan Jepang.

Pada sesi Eropa, harga emas bahkan sempat menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa di USD 3.949, sebelum akhirnya terkonsolidasi di sekitar USD 3.930, menguat sekitar 1,1% dibandingkan hari sebelumnya.

Kombinasi ketegangan geopolitik, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed), dan permintaan yang konsisten dari bank sentral global terus memberikan dukungan terhadap reli bersejarah emas tahun ini. Sejauh 2025, harga emas telah melonjak lebih dari 50%, menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian global.

Pendorong Kenaikan Penutupan Pemerintah AS dan Krisis Politik Global

Kenaikan emas kali ini tidak terjadi tanpa alasan. Penutupan pemerintah AS telah memasuki hari keenam setelah negosiasi anggaran gagal mencapai kesepakatan di Kongres. Tanpa adanya dana baru, sebagian besar lembaga federal tetap tidak beroperasi.

Gedung Putih memperingatkan potensi pemutusan hubungan kerja massal jika kebuntuan ini terus berlanjut, sementara Senat berjuang mendapatkan 60 suara yang dibutuhkan untuk mengesahkan langkah-langkah pendanaan sementara. Ketidakpastian ini menambah kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi AS, mendorong investor beralih ke aset aman seperti emas dan Treasury.

Dari sisi global, situasi politik di Eropa dan Asia Timur juga memperkuat permintaan emas. Perdana Menteri Prancis Sébastien Lecornu mengundurkan diri hanya empat minggu setelah menjabat, meninggalkan kekosongan kepemimpinan yang memicu ketidakpastian kebijakan di ekonomi terbesar kedua zona euro itu.

Sementara di Jepang, Sanae Takaichi terpilih sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal (LDP) dan akan menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang. Namun, pasar menilai kepemimpinannya cenderung mendukung kebijakan fiskal longgar dan moneter akomodatif, sehingga menekan nilai yen Jepang (JPY) — salah satu mata uang yang biasanya berperan sebagai aset safe haven.

Dolar AS Rebound, Tapi Emas Tetap Kuat

Di tengah kekacauan politik global, dolar AS (USD) sempat menguat kembali, terutama terhadap Euro (EUR) dan Yen (JPY). Indeks Dolar AS (DXY) naik ke level tertinggi dua minggu di sekitar 98,35, menahan sebagian kenaikan emas.

Namun, kekuatan dolar ini bersifat sementara. Para investor tetap fokus pada prospek pemangkasan suku bunga The Fed, yang berpotensi memperlemah dolar dan meningkatkan daya tarik emas tanpa imbal hasil (non-yielding asset).

Menurut Alat FedWatch CME, pasar memperkirakan peluang 95% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada rapat FOMC Oktober, serta peluang 83,7% untuk pemangkasan tambahan pada Desember. Ekspektasi ini memperkuat keyakinan bahwa lingkungan moneter longgar akan terus mendukung reli harga emas.

Ketidakpastian Data Ekonomi Fokus Beralih ke Risalah The Fed

Penutupan pemerintah AS juga menyebabkan penundaan sejumlah data ekonomi penting, seperti laporan ketenagakerjaan dan inflasi. Akibatnya, para pelaku pasar kini lebih mengandalkan data sektor swasta dan pernyataan pejabat The Fed sebagai panduan kebijakan.

Sorotan utama kini tertuju pada risalah rapat The Fed yang akan dirilis Rabu mendatang. Dokumen tersebut diharapkan memberikan petunjuk baru mengenai arah kebijakan moneter dan sejauh mana bank sentral AS siap menurunkan suku bunga lebih agresif untuk menjaga momentum ekonomi.

Analisis Teknis XAU/USD “Arah Masih Bullish, Potensi ke USD 4.000”

Secara teknikal, struktur harga emas masih menunjukkan momentum bullish yang solid. Penembusan ke atas level psikologis USD 3.900 memperkuat sentimen beli, sementara area ini kini berfungsi sebagai support utama.

Indikator Simple Moving Average (SMA) 21 periode berada di sekitar USD 3.879, memperkuat area support tersebut. Support tambahan terlihat pada SMA 50 periode di USD 3.826.

Jika emas mampu menembus resistansi USD 3.949, peluang untuk menguji level psikologis USD 4.000 semakin besar. Sebaliknya, koreksi di bawah USD 3.900 dapat membawa harga kembali menguji area rata-rata pergerakan jangka menengah.

Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) berada di sekitar 69, sedikit di bawah zona jenuh beli. Hal ini menunjukkan bahwa harga mungkin akan berkonsolidasi secara moderat sebelum melanjutkan tren naik berikutnya.

Emas Tetap Menjadi Raja di Tengah Ketidakpastian

Dengan ketegangan geopolitik yang meluas, penutupan pemerintahan AS, serta ekspektasi kebijakan moneter dovish The Fed, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset perlindungan nilai paling andal di dunia keuangan.

Selama sentimen risiko global tetap rapuh dan data ekonomi AS tertunda, harga emas berpotensi mempertahankan momentumnya di atas USD 3.900, bahkan membuka peluang menuju USD 4.000 dalam waktu dekat.

Bagi investor global, ini adalah momen penting untuk mempertimbangkan diversifikasi aset — sebab di tengah ketidakpastian, emas sekali lagi membuktikan bahwa ketenangan sejati datang dari kilau logam mulia.

Team

One thought on “Harga Emas Tembus USD 3.900: Gejolak Politik Global dan Penutupan Pemerintah AS Dorong Lonjakan Permintaan Safe Haven

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *