Emas Nyaris Sentuh Rekor Baru! 5 Alasan Mengapa Harga XAU/USD Terus Menguat di Tengah Kekacauan Global

Harga emas bertahan dekat rekor tertinggi di tengah ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, dan sikap dovish The Fed. Inilah 5…
1 Min Read 0 5

Harga emas bertahan dekat rekor tertinggi di tengah ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, dan sikap dovish The Fed. Inilah 5 faktor utama yang mendorongnya.

5 Faktor Utama yang Menopang Kenaikan Emas di Dekat Rekor Tertinggi: Dari The Fed Dovish hingga Lonjakan Ketegangan Global

Emas (XAU/USD) terus menunjukkan kekuatan impresif dan bertahan di dekat level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis. Momentum bullish yang kuat ini didukung oleh kombinasi faktor fundamental, mulai dari kekhawatiran ekonomi AS, ketegangan perdagangan AS–Tiongkok, hingga ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang semakin besar.

Logam mulia ini kini menjadi pilihan utama bagi investor global yang mencari aset aman (safe haven) di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global yang semakin tajam.

 1. Ketegangan Perdagangan AS–Tiongkok Mendorong Permintaan Safe Haven

Salah satu faktor dominan yang menjaga harga emas tetap tinggi adalah meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kedua negara baru-baru ini memberlakukan biaya pelabuhan timbal balik, menandai babak baru dalam konflik perdagangan yang belum menemukan titik damai.

Presiden Donald Trump bahkan menyebut bahwa AS kini berada dalam “perang dagang total” dengan Tiongkok. Meskipun Menteri Keuangan Scott Bessent mencoba menenangkan pasar dengan kemungkinan perpanjangan jeda tarif, ketegangan tersebut sudah cukup untuk mendorong investor beralih ke emas.

Sentimen risiko pun menurun, dan para pelaku pasar memilih untuk menumpuk aset safe haven seperti emas—yang selama ini terbukti tahan terhadap guncangan global.

 2. Penutupan Pemerintah AS Tekan Keyakinan Pasar

Krisis politik di Washington juga berperan besar dalam penguatan emas. Penutupan sebagian pemerintahan federal AS telah memasuki minggu ketiga tanpa solusi konkret.

Upaya Partai Republik untuk membuka kembali pemerintahan kembali gagal di Senat—menandai sembilan kali kegagalan berturut-turut. Akibatnya, investor semakin khawatir akan dampak ekonomi jangka pendek, dengan proyeksi kerugian mencapai $15 miliar per minggu menurut pejabat Departemen Keuangan AS.

Ketidakpastian ini menekan Dolar AS (USD) dan memperkuat daya tarik XAU/USD sebagai aset pelindung nilai (hedge) terhadap risiko sistemik.

 3. Sikap Dovish The Fed Tekan Dolar, Dukung Emas

Nada dovish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada awal pekan menjadi katalis tambahan bagi penguatan harga emas. Powell menyoroti lemahnya pertumbuhan upah, rendahnya perekrutan, serta tekanan ekonomi akibat biaya impor yang meningkat.

Komentar ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober dan Desember mendatang.

Dampaknya terasa nyata — indeks Dolar AS turun selama tiga hari berturut-turut, mencapai posisi terendah dalam lebih dari seminggu. Karena emas tidak menawarkan imbal hasil bunga, penurunan suku bunga membuatnya semakin menarik dibandingkan instrumen pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah.

 4. Ketegangan Geopolitik Global: Rusia, Ukraina, dan Timur Tengah

Selain perang dagang, risiko geopolitik juga meningkat di berbagai belahan dunia. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memperingatkan Rusia atas tindakan militernya di Ukraina, sementara Presiden Trump mempertimbangkan untuk memasok rudal jelajah Tomahawk ke Kyiv.

Ketegangan ini menambah ketidakpastian global yang mendorong investor mencari perlindungan. Setiap lonjakan risiko konflik bersenjata biasanya meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman yang melindungi nilai dari potensi gejolak pasar.

 5. Analisis Teknis: Emas Masih Kuat Meski Kondisi Overbought

Secara teknikal, XAU/USD terus bergerak di sepanjang garis tren naik selama satu bulan terakhir. Penembusan harga di atas level psikologis $4.200 dianggap sebagai pemicu lanjutan bagi para pembeli.

Namun, indikator Relative Strength Index (RSI) di grafik harian menunjukkan kondisi overbought, menandakan potensi koreksi jangka pendek. Jika terjadi pullback, area $4.200–$4.175 akan menjadi zona beli penting bagi pelaku pasar.

Break di bawah level ini bisa memicu aksi jual menuju support $4.135, kemudian $4.100, bahkan hingga $4.055. Sebaliknya, jika harga mampu menembus resistance $4.250, maka emas berpotensi mencetak rekor baru di atas $4.260–$4.280 dalam waktu dekat.

Bias Bullish Masih Mendominasi

Dengan kombinasi faktor fundamental seperti pelemahan Dolar AS, risiko geopolitik yang meningkat, dan kebijakan dovish The Fed, harga emas berpeluang untuk mempertahankan momentum bullish-nya.

Meskipun kondisi jenuh beli menandakan perlunya kehati-hatian terhadap koreksi jangka pendek, prospek jangka menengah tetap positif selama harga bertahan di atas support $4.175.

Investor dan trader dapat terus memantau pernyataan anggota FOMC serta perkembangan geopolitik sebagai katalis utama yang berpotensi menentukan arah harga emas ke depan.

Team

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *