Emas terkoreksi dari rekor tertinggi sementara dolar AS menguat di tengah ketegangan dagang AS–China. Fokus investor kini tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang akan memberikan arah baru bagi pasar global.
1. Pasar Valas Tenang Setelah Volatilitas Awal Pekan
Pasar valuta asing (valas) pada Selasa, 14 Oktober 2025, bergerak relatif tenang setelah aksi volatil yang terjadi sehari sebelumnya. Para investor kini mengalihkan perhatian mereka ke sejumlah rilis data ekonomi penting serta pidato dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang dijadwalkan berlangsung di Pertemuan Tahunan Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (NABE) di Philadelphia.
Selain itu, pasar juga menantikan data sentimen bisnis dari Jerman dan Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan petunjuk arah sentimen risiko global menjelang akhir pekan perdagangan.
2. Dolar AS Menguat Setelah Ketegangan Perdagangan AS–China
Dolar AS mencatat pemulihan signifikan pada awal pekan setelah tekanan akibat konflik dagang AS–Tiongkok mereda. Pada Senin, Indeks Dolar (DXY) menguat sekitar 0,4%, menghapus sebagian besar pelemahan yang terjadi pada Jumat sebelumnya.
Kenaikan tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif tambahan hingga 100% terhadap impor asal Tiongkok. Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menenangkan pasar dengan menyebut bahwa Tiongkok masih terbuka untuk berdiskusi, dan menambahkan bahwa penerapan tarif ekstrem tersebut “tidak harus terjadi.”
Pernyataan tersebut membantu Wall Street ditutup menguat signifikan, menandakan optimisme investor bahwa ketegangan dagang tidak akan meningkat terlalu jauh. Di sisi lain, Indeks Dolar AS berhasil bertahan di atas level 99,00 pada awal perdagangan Selasa, meskipun kontrak berjangka saham AS melemah antara 0,5% hingga 1%, menunjukkan bahwa sentimen risiko global masih rentan.
3. Respons Tiongkok: AS Diminta Hentikan Praktik Salah
Kementerian Perdagangan Tiongkok menanggapi dengan tegas langkah Washington. Dalam pernyataannya pada Selasa pagi, Tiongkok menuntut agar AS “memperbaiki praktik salahnya secepat mungkin” dan menegaskan bahwa negosiasi tidak dapat dilakukan di bawah ancaman atau tekanan ekonomi.
Sikap keras Beijing ini kembali menekan pasar saham berjangka dan memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti yen Jepang dan emas, meskipun keduanya kemudian terkoreksi di sesi Eropa.
4. AUD/USD Melemah Setelah Rilis Notulen RBA
Dari Australia, notulen rapat Reserve Bank of Australia (RBA) yang dirilis Selasa pagi menunjukkan pandangan hati-hati bank sentral terhadap prospek global.
Anggota dewan sepakat bahwa kebijakan moneter saat ini masih relatif ketat, tetapi mereka mengakui adanya ketidakpastian besar terkait arah ekonomi global, dampak tarif AS, dan perlambatan ekonomi Tiongkok.
Sentimen tersebut membuat AUD/USD terus berada di bawah tekanan dan diperdagangkan mendekati level 0,6470, posisi terendah sejak akhir Agustus. Investor menilai RBA kemungkinan akan tetap berhati-hati terhadap potensi pemangkasan suku bunga baru dalam jangka menengah.
5. GBP/USD Tertekan Setelah Data Tenaga Kerja Inggris
Sementara itu, kantor statistik nasional Inggris (ONS) melaporkan bahwa tingkat pengangguran Inggris naik tipis menjadi 4,8% dalam tiga bulan hingga Agustus, dari 4,7% sebelumnya.
Data tambahan menunjukkan penambahan lapangan kerja hanya mencapai 91 ribu, jauh lebih rendah dari 232 ribu pada periode sebelumnya.
Kinerja tenaga kerja yang melambat tersebut memicu kekhawatiran atas prospek ekonomi Inggris menjelang akhir tahun. Akibatnya, GBP/USD tetap melemah di bawah 1,3300, setelah sebelumnya mencatat penurunan kecil pada sesi Senin.
6. Yen Menguat, Tapi Tekanan Dolar Masih Terasa
Di Jepang, Menteri Keuangan Katsunobu Kato memperingatkan adanya pergerakan cepat dan satu arah di pasar valas, menekankan pentingnya stabilitas nilai tukar yang mencerminkan fundamental ekonomi.
Meskipun USD/JPY sempat menguat di sesi Asia, pasangan ini kemudian kehilangan momentum dan turun kembali ke bawah level 152,00.
Pernyataan pemerintah Jepang memicu spekulasi bahwa Bank of Japan (BoJ) dapat kembali melakukan intervensi jika pelemahan yen berlanjut terlalu cepat. Namun, untuk sementara, pasar masih memandang penguatan dolar AS sebagai faktor dominan.
7. EUR/USD Bergerak Sempit di Tengah Ketidakpastian
Pasangan EUR/USD berfluktuasi dalam kisaran sempit di bawah 1,1600 setelah menutup perdagangan Senin di wilayah negatif.
Dari sisi politik, Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu dijadwalkan mengumumkan proposal anggaran baru yang menargetkan pemotongan pengeluaran hingga €31 miliar.
Rencana tersebut dapat berdampak pada stabilitas fiskal zona euro, namun pasar sejauh ini masih menunggu hasil konkret sebelum mengambil posisi lebih agresif terhadap euro.
8. Emas Terkoreksi Setelah Sentuh Rekor Baru
Logam mulia emas (XAU/USD) kembali menjadi sorotan utama pasar. Setelah mencatat lonjakan lebih dari 2% pada Senin dan menembus rekor tertinggi sepanjang masa di atas $4.110, harga emas sempat menyentuh puncak baru di $4.180 pada awal perdagangan Selasa.
Namun, momentum penguatan itu kemudian mulai mereda. Emas terkoreksi tipis dan diperdagangkan di sekitar $4.130, seiring penguatan dolar AS dan meningkatnya imbal hasil obligasi AS.
Investor kini mengalihkan perhatian mereka ke pidato Jerome Powell, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter The Fed — faktor yang sangat memengaruhi harga emas dalam beberapa bulan terakhir.
9. Fokus Pasar: Pidato Powell Bisa Tentukan Arah Mingguan
Semua mata kini tertuju pada pidato Powell di NABE Conference, yang dianggap sebagai kunci untuk memahami arah suku bunga AS selanjutnya.
Jika Powell menyampaikan nada dovish, emas berpeluang melanjutkan reli; sebaliknya, jika nada pidatonya hawkish, dolar AS berpotensi memperkuat tekanan terhadap aset berisiko.
Selain itu, pasar juga menanti data inflasi AS dan neraca perdagangan Tiongkok akhir pekan ini sebagai faktor tambahan yang dapat memperkuat arah tren baru di pasar global.
Selasa ini menandai fase transisi penting bagi pasar global. Dolar AS mulai pulih setelah gejolak perdagangan, sementara emas mengambil napas usai reli luar biasa.
Dengan banyaknya faktor yang memengaruhi — mulai dari pidato Powell, data ekonomi global, hingga ketegangan AS–China — investor disarankan untuk tetap berhati-hati.
Pasar tampaknya bersiap menghadapi minggu dengan volatilitas tinggi, dan arah selanjutnya kemungkinan besar akan ditentukan oleh kebijakan The Fed dan sentimen risiko global.