IHSG menembus 8.088,98 dan melonjak 2,19% bertepatan dengan setahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Saham perbankan seperti BBRI, BBCA, dan BMRI jadi penggerak utama pasar.
IHSG Bangkit Setelah Tertekan, Naik 2,19%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan awal pekan ini dengan lonjakan signifikan. Pada Senin (20/10/2025), IHSG melesat 2,19% ke level 8.088,98, menandai kebangkitan kuat setelah pekan lalu tertekan hingga anjlok 4,14% dan sempat meninggalkan level psikologis 8.000.
Kenaikan ini menjadi sorotan lantaran bertepatan dengan peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang dinilai investor mulai menampakkan arah ekonomi yang lebih stabil dan pro-investasi.
Saham Perbankan Jadi Penggerak Utama
Sektor keuangan menjadi motor penggerak utama penguatan IHSG hari ini. Saham-saham bank besar atau big caps mencatatkan kenaikan yang luar biasa.
* PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 5,14%
* PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat 5,00%
* PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) melonjak 6,17%
* PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) naik 6,32%
* PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) menjadi bintang dengan kenaikan 8,33%.
Kontribusi saham-saham perbankan ini terhadap IHSG sangat besar. BBRI dan BBCA masing-masing menambah lebih dari 30 indeks poin, sementara BMRI menyumbang 22,85 poin dan BBNI sekitar 10,37 poin.
Investor menilai sektor perbankan masih akan menjadi primadona, terutama dengan ekspektasi pertumbuhan kredit dan peningkatan laba bersih di kuartal IV/2025 yang sejalan dengan kenaikan konsumsi masyarakat.
Volume Transaksi Padat, Pasar Kembali Bergairah
Aktivitas pasar juga menunjukkan peningkatan signifikan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi mencapai Rp22,53 triliun, melibatkan 34,68 miliar saham dalam 2,36 juta kali transaksi.
Sebanyak 510 saham menguat, 183 saham melemah, dan 117 stagnan — menunjukkan dominasi sentimen positif.
Menurut data Refinitiv, selain sektor finansial, sektor energi dan industri turut berkontribusi terhadap penguatan pasar hari ini. Kenaikan harga minyak global serta optimisme terhadap kebijakan hilirisasi pemerintah menjadi faktor pendorong tambahan bagi saham energi.
Sentimen Politik dan Kepercayaan Pasar
Kenaikan IHSG kali ini juga dinilai tidak lepas dari faktor psikologis investor. Sejak pelantikan Presiden Prabowo-Gibran pada Oktober 2024, pelaku pasar menaruh harapan pada kesinambungan kebijakan ekonomi, reformasi fiskal, serta dorongan investasi domestik.
Beberapa analis menyebutkan bahwa lonjakan IHSG ini adalah refleksi “confidence rally”, di mana pasar merespons positif terhadap arah kebijakan yang dinilai stabil.
Program percepatan belanja infrastruktur dan bantuan sosial (BLT) yang baru saja digelontorkan pemerintah turut memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan prospek konsumsi, yang pada gilirannya menguntungkan emiten-emiten sektor konsumer dan perbankan.
Waspada Risiko Volatilitas Global
Meski demikian, para pelaku pasar diingatkan agar tetap berhati-hati. Akhir pekan lalu, pasar global ditutup dengan tensi geopolitik yang meningkat, terutama di Timur Tengah dan Eropa Timur, yang berpotensi menciptakan volatilitas ekstrem di minggu ini.
Selain itu, kebijakan suku bunga The Fed dan pergerakan nilai tukar dolar AS akan menjadi faktor eksternal yang terus dipantau investor. Volatilitas tinggi masih mungkin berlanjut mengingat beberapa data ekonomi AS dan Tiongkok dijadwalkan rilis pekan ini.
Analis menilai IHSG masih memiliki ruang penguatan terbatas di kisaran 8.100–8.200, namun koreksi teknikal bisa terjadi jika tekanan eksternal meningkat.
Optimisme Masih Terjaga
Kendati begitu, banyak pelaku pasar tetap optimis terhadap prospek pasar saham Indonesia. Dengan inflasi yang relatif terkendali dan rencana pemerintah untuk mempercepat proyek strategis nasional, sektor finansial, infrastruktur, dan konsumer dinilai masih menarik bagi investor jangka menengah hingga panjang.
Beberapa analis merekomendasikan saham BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI sebagai pilihan utama, disusul oleh sektor energi seperti PGAS dan MEDC, serta sektor konsumsi seperti ICBP dan MYOR.
Kenaikan IHSG sebesar 2,19% hari ini menandai sinyal positif dari pasar modal Indonesia. Momentum setahun pemerintahan Prabowo-Gibran tampaknya menjadi katalis kepercayaan baru bagi investor, seiring penguatan ekonomi domestik dan optimisme terhadap arah kebijakan fiskal.
Namun, kehati-hatian tetap dibutuhkan menghadapi dinamika global yang berpotensi mengguncang pasar. IHSG boleh saja terbang, tapi investor tetap perlu menyiapkan “sabuk pengaman” menghadapi potensi guncangan volatilitas dalam waktu dekat.