Pound Sterling Tertekan Usai Data Ketenagakerjaan Inggris Melemah, Pasar Alih Fokus ke Data AS

Pound Sterling melemah setelah laporan ketenagakerjaan Inggris menunjukkan kenaikan pengangguran menjadi 5%. Pasar kini menanti data ekonomi AS dan pidato…
1 Min Read 1 9

Pound Sterling melemah setelah laporan ketenagakerjaan Inggris menunjukkan kenaikan pengangguran menjadi 5%. Pasar kini menanti data ekonomi AS dan pidato pejabat ECB untuk petunjuk arah pergerakan mata uang utama.

Kinerja Pound Sterling Tertekan Usai Data Buruk Inggris

Nilai tukar Pound Sterling (GBP) kembali mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (11/11) di sesi Eropa, setelah laporan ketenagakerjaan Inggris menunjukkan sinyal pelemahan ekonomi yang cukup signifikan. Para pelaku pasar kini mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi Amerika Serikat yang akan segera dirilis, guna mencari arah baru bagi pergerakan valuta asing global.

Menurut data resmi yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), tingkat pengangguran ILO meningkat menjadi 5% dalam tiga bulan hingga September, naik dari 4,8% sebelumnya. Angka ini juga melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan lebih ringan di level 4,9%.

Selain itu, data menunjukkan bahwa jumlah lapangan kerja turun sebanyak 21 ribu dalam periode yang sama. Sementara rata-rata penghasilan termasuk bonus turun menjadi 4,8% dari sebelumnya 5%, menandakan bahwa tekanan inflasi upah mulai berkurang seiring dengan pelemahan pasar tenaga kerja.

Kombinasi data yang lemah ini memicu aksi jual terhadap Pound Sterling. Setelah sempat mencatat empat hari kenaikan berturut-turut, pasangan mata uang GBP/USD berbalik arah dan turun 0,35% ke level 1,3130 pada Selasa siang waktu Eropa.

Dolar AS Tetap Stabil di Tengah Ekspektasi Politik dan Data Baru

Sementara itu, Dolar AS (USD) bertahan di area positif dengan Indeks Dolar (DXY) bergerak stabil di kisaran 99,70, setelah sebelumnya ditutup nyaris tidak berubah pada Senin malam.

Sentimen positif bagi pasar saham AS muncul setelah adanya tanda-tanda bahwa pemerintah AS akan segera dibuka kembali menyusul persetujuan RUU pendanaan di Senat. RUU tersebut kini menunggu persetujuan akhir dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dijadwalkan pada hari Rabu.

Indeks saham utama Wall Street, seperti S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq, mencatat penguatan di awal pekan. Namun, pada perdagangan Selasa pagi, kontrak berjangka saham AS tampak bervariasi, mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang rilis data ketenagakerjaan ADP dan Indeks Optimisme Bisnis NFIB untuk bulan November.

Euro Bergerak Sideways, Fokus ke Pidato Pejabat ECB

Sementara itu, pasangan EUR/USD terus bergerak sideways di sekitar level 1,1550 pada sesi Eropa. Para pelaku pasar menunggu hasil data sentimen bisnis dari Jerman dan Zona Euro, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).

Beberapa pejabat tinggi ECB, termasuk Presiden Christine Lagarde, dijadwalkan memberikan pidato pada hari ini. Investor akan mencermati pandangan mereka terkait prospek inflasi dan kemungkinan perubahan arah kebijakan moneter dalam beberapa bulan ke depan.

Pasar Asia: Yen dan Dolar Selandia Baru Bergerak Terbatas

Dari kawasan Asia Pasifik, nilai tukar Dolar Selandia Baru (NZD) melemah setelah rilis survei kondisi moneter Reserve Bank of New Zealand (RBNZ). Survei tersebut menunjukkan ekspektasi inflasi 12 bulan naik tipis menjadi 2,39% dari 2,37% pada kuartal sebelumnya, sementara ekspektasi dua tahun tetap di level 2,28%.

Meskipun inflasi masih berada dalam kisaran target bank sentral, pelaku pasar menilai data tersebut belum cukup kuat untuk mendorong kenaikan suku bunga lanjutan. Akibatnya, pasangan NZD/USD melemah di bawah 0,5650 pada Selasa pagi.

Di sisi lain, Yen Jepang (JPY) masih dalam fase konsolidasi setelah mengalami penguatan hampir 0,5% pada hari sebelumnya. Menteri Ekonomi Jepang Minoru Kiuchi mengakui bahwa inflasi tinggi telah membebani konsumsi rumah tangga, sementara pelemahan yen turut memperburuk tekanan harga karena biaya impor meningkat.

Pasangan USD/JPY saat ini diperdagangkan stabil di atas 154,00, dengan investor menanti arah kebijakan baru dari Bank of Japan (BoJ) yang selama ini masih mempertahankan suku bunga ultra-rendah.

Harga Emas Naik Tajam di Tengah Ketidakpastian Pasar

Di tengah gejolak mata uang utama, harga emas (XAU/USD) justru menunjukkan performa kuat. Logam mulia ini menguat hampir 3% pada awal pekan dan berhasil bertahan di atas level psikologis $4.100 per ons pada Selasa pagi.

Kenaikan emas dipicu oleh kombinasi beberapa faktor: melemahnya data ekonomi Inggris, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global, serta meningkatnya permintaan aset safe haven menjelang rilis data penting AS.

Para analis memperkirakan bahwa jika data ketenagakerjaan AS juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan, harga emas berpotensi melanjutkan tren bullish dalam beberapa hari ke depan.

Pasar valuta asing global pada Selasa ini bergerak dengan volatilitas tinggi, dipicu oleh kombinasi data ekonomi dari Inggris, AS, dan kawasan Asia. Pound Sterling menjadi sorotan utama setelah data ketenagakerjaan yang lemah, sementara Dolar AS masih mempertahankan stabilitasnya.

Dalam waktu dekat, fokus investor akan tertuju pada laporan ketenagakerjaan ADP AS dan pidato pejabat ECB, yang berpotensi menentukan arah pasar hingga akhir pekan. Sementara itu, harga emas terus menjadi pilihan aman bagi investor yang menghindari risiko di tengah ketidakpastian global.

Team

One thought on “Pound Sterling Tertekan Usai Data Ketenagakerjaan Inggris Melemah, Pasar Alih Fokus ke Data AS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *