IHSG 13 Oktober 2025: Terkoreksi Tipis di 8.256, Saham BIRD & MYOR Jadi Pilihan Analis

IHSG hari ini, Senin (13/10/2025), terkoreksi tipis ke 8.256 di tengah tekanan global akibat tarif baru AS terhadap China. Simak…
1 Min Read 0 8

IHSG hari ini, Senin (13/10/2025), terkoreksi tipis ke 8.256 di tengah tekanan global akibat tarif baru AS terhadap China. Simak rekomendasi saham pilihan dari IPOT, MNC, dan Samuel Sekuritas.

IHSG Berfluktuasi di Tengah Tekanan Global

Jakarta — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (13/10/2025) diproyeksikan bergerak fluktuatif di tengah tekanan eksternal dari kebijakan tarif baru Amerika Serikat terhadap China.
Beberapa sekuritas besar di Tanah Air, seperti PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Samuel Sekuritas Indonesia, dan MNC Sekuritas, menyampaikan pandangan berbeda terhadap arah pergerakan IHSG hari ini.

IPOT dan Samuel Sekuritas menilai pasar berpotensi terkoreksi, sementara MNC Sekuritas justru melihat peluang penguatan lanjutan setelah indeks mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan sebelumnya.

Faktor Global Tekan Sentimen Pasar

Menurut Hari Rachmansyah, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, kebijakan Presiden Donald Trump yang menaikkan tarif impor produk asal China hingga 100% kembali memicu kekhawatiran pasar global.
“Langkah ini meningkatkan risiko perlambatan ekonomi dunia, dan bisa mendorong aksi profit taking serta potensi keluarnya dana asing dari pasar saham Indonesia,” jelasnya.

IPOT memperkirakan IHSG berpotensi koreksi menguji support di level 8.150, dengan resistance terdekat di 8.272. Investor disarankan bersikap defensif dan fokus pada saham-saham berfundamental kuat, sambil menerapkan strategi buy on weakness secara selektif.

IHSG Catat Rekor Tertinggi, Namun Rentan Koreksi

Sepanjang periode 6–10 Oktober 2025, IHSG sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) di posisi 8.272.
Pencapaian ini mencerminkan optimisme investor terhadap ekonomi domestik, meski dibayangi ketidakpastian global seperti shutdown pemerintah AS dan fluktuasi harga komoditas.
Meski tercatat net sell asing Rp1,3 triliun, tekanan jual tersebut berhasil ditahan oleh kuatnya minat beli investor lokal pada saham-saham unggulan seperti RAJA, TINS, CUAN, dan CDIA.

Wall Street Melemah, Risiko Sentimen Negatif Berlanjut

Indeks saham utama AS seperti S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones kompak terkoreksi masing-masing sebesar 2,7%, 3,5%, dan 1,9% pada pekan lalu.
Kekhawatiran terkait peningkatan tarif impor terhadap China serta penundaan rilis data ekonomi akibat shutdown pemerintah AS menjadi faktor utama penekan pasar global.

IPOT memperkirakan tekanan eksternal tersebut akan masih membayangi pergerakan IHSG sepanjang pekan ini (13–17 Oktober 2025).
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik turut mendorong harga emas naik sebagai safe haven. IPOT menjagokan saham-saham seperti CDIA, ANTM, dan SSIA untuk periode ini.

Pandangan Samuel Sekuritas: Rupiah Jadi Penentu Arah

Muhammad Alfatih, Senior Technical Analyst PT Samuel Sekuritas Indonesia, menilai sentimen domestik relatif positif. Namun, ia memperingatkan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS bisa menekan IHSG lebih lanjut.
“Rupiah kemungkinan bergerak di kisaran Rp16.500–Rp16.700, sehingga volatilitas tetap tinggi,” ujarnya.

Selain itu, yield spread antara SUN dan UST 10 tahun menyempit ke posisi terendah sejak Oktober 2023. Kondisi ini memberikan sinyal positif bagi pasar obligasi domestik, meski pelebaran spread di masa depan dapat menggeser minat investor ke obligasi AS.

MNC Sekuritas: IHSG Masih di Jalur Bullish

Riset harian MNC Sekuritas menilai IHSG masih berada dalam fase penguatan wave [v] dari wave 5, dengan target pergerakan di kisaran 8.294–8.365.
Beberapa saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas untuk strategi Buy on Weakness adalah PGEO dan TKIM, sementara BIRD dan MYOR masuk kategori Buy karena potensi penguatan jangka pendeknya masih besar.

Pergerakan IHSG Sesi Siang: Mulai Pulih

Pada jeda perdagangan sesi I pukul 12:25 WIB, IHSG berhasil memperkecil pelemahan dan bertengger di level 8.256,2, hanya turun 0,02% dibandingkan pembukaan.
Sementara indeks LQ45 justru menguat tipis 0,08%. Saham TRJA, GZCO, MRAT, ASPI, dan PORT menjadi top gainer sesi siang, sedangkan CDIA, CUAN, WIFI, BRMS, dan BRPT mencatat nilai transaksi terbesar.

Sektor-Sektor Melemah, Energi dan Properti Tertekan

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sempat dibuka turun 1,29% ke 8.151,27. Seluruh indeks sektoral kompak melemah, dengan penurunan terbesar pada:

* Energi (IDXENERGY): -1,49% ke 3.717,749

* Properti (IDXPROPERT): -1,43% ke 959,824

* Keuangan (IDXFINANCE): -1,42% ke 1.420,207

Sektor lain seperti industri dasar, bahan baku, dan infrastruktur juga mengalami tekanan di atas 1%.
Pelemahan paling ringan terjadi pada sektor teknologi (-0,45%) dan barang konsumsi non-siklikal (-0,90%).

Waspadai Koreksi, Fokus pada Saham Berfundamental Kuat

Meski IHSG masih menunjukkan daya tahan yang baik di atas level 8.200, tekanan eksternal dari tarif baru AS–China dan fluktuasi rupiah berpotensi menahan laju penguatan indeks.
Analis menyarankan investor untuk tetap defensif, memanfaatkan momentum koreksi untuk akumulasi saham unggulan seperti CDIA, ANTM, SSIA, MYOR, dan BIRD.

Team

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *