Harga emas melonjak ke atas $4.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah, didorong oleh kekacauan politik pasar global, ketidakpastian ekonomi, dan sikap dovish The Fed. Apakah reli emas ini akan berlanjut atau justru memasuki fase koreksi?
Harga emas (XAU/USD) kembali mencatat sejarah dengan menembus level psikologis $4.000 per ons untuk pertama kalinya pada hari Rabu. Peningkatan tajam ini memperpanjang reli monumental logam mulia tersebut di tengah meningkatnya ketidakpastian politik, kekacauan ekonomi global, dan prospek kebijakan longgar dari Federal Reserve (The Fed).
Pada saat artikel ini ditulis, harga emas berada di sekitar $4.037, mencatat kenaikan lebih dari 4% dalam satu minggu. Lonjakan tersebut terjadi meskipun Dolar AS (USD) juga menguat, menandakan bahwa investor mencari perlindungan ganda—baik melalui Greenback maupun emas—di tengah gejolak pasar yang semakin kompleks.
Faktor Pendorong Lonjakan Harga Emas
1. Ketidakpastian Politik dan Ekonomi Global
Situasi politik yang memanas di Prancis dan Jepang telah menimbulkan kekhawatiran baru bagi pelaku pasar. Gejolak politik di Eropa dan Asia mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti emas, terutama saat pasar saham global menunjukkan volatilitas tinggi.
Selain itu, penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang kini memasuki minggu kedua tanpa solusi konkret menambah keresahan di kalangan investor. Kebuntuan politik antara Partai Demokrat dan Republik terkait kebijakan subsidi kesehatan memperlambat keluarnya data ekonomi penting dan menciptakan ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter The Fed.
2. Risiko Geopolitik dan Ketegangan Global
Ketegangan geopolitik yang masih berlangsung antara Rusia-Ukraina dan konflik di Timur Tengah menjadi katalis utama meningkatnya permintaan emas. Investor melihat risiko perang dan gangguan rantai pasok global sebagai sinyal untuk mengalihkan aset ke logam mulia yang lebih stabil nilainya.
Selain faktor geopolitik, gangguan perdagangan global dan kekhawatiran terhadap inflasi yang tak kunjung mereda membuat permintaan terhadap emas semakin kuat.
3. Dukungan dari Bank Sentral dan Arus ETF
Menurut laporan Metals Focus, bank sentral di seluruh dunia diperkirakan akan membeli lebih dari 1.000 metrik ton emas pada tahun 2025. Ini akan menjadi tahun keempat berturut-turut pembelian besar-besaran oleh otoritas moneter yang ingin mendiversifikasi cadangan devisa dari aset berbasis dolar AS.
Di sisi lain, aliran masuk ke dana ETF berbasis emas juga meningkat tajam, menegaskan minat investor institusional terhadap logam kuning ini sebagai aset lindung nilai jangka panjang.
Sinyal dari The Fed Notulen Rapat Jadi Sorotan
Pasar kini mengarahkan perhatian pada risalah pertemuan The Fed bulan September, yang akan dirilis pekan ini. Dokumen tersebut diharapkan memberikan gambaran lebih dalam mengenai alasan di balik keputusan pemotongan suku bunga “manajemen risiko” yang baru-baru ini dilakukan.
Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar memperkirakan peluang 94,6% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC tanggal 29–30 Oktober. Selain itu, Deutsche Bank melaporkan ekspektasi pemangkasan total sebesar 111 basis poin hingga akhir 2026.
Kondisi ini semakin menegaskan pandangan bahwa kebijakan moneter global tengah bergerak menuju fase pelonggaran, sebuah faktor yang secara historis mendukung reli harga emas.
Kinerja Dolar AS dan Imbal Hasil Treasury
Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) memperpanjang kenaikannya untuk sesi ketiga berturut-turut, mencapai level tertinggi sejak Agustus di sekitar 98,83. Lonjakan ini didorong oleh peralihan investor dari euro dan yen akibat ketidakstabilan politik di Eropa dan Asia.
Namun, imbal hasil Treasury AS tetap menurun di seluruh tenor, menandakan bahwa investor masih berhati-hati terhadap prospek ekonomi jangka menengah. Kondisi tersebut memperkuat argumentasi bahwa meskipun dolar menguat, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang menghindari risiko.
Emas Berisiko Koreksi Setelah Overbought
Dari sudut pandang teknikal, reli emas tampak terlalu cepat dan melampaui batas normal. Indikator Relative Strength Index (RSI) bulanan kini berada di atas 90, level tertinggi sejak tahun 1980-an. Kondisi ini menandakan bahwa pasar sudah masuk dalam zona overbought (jenuh beli), yang berpotensi memicu koreksi harga dalam waktu dekat.
Pada kerangka waktu yang lebih pendek, RSI 4 jam bertahan di kisaran 76, memperlihatkan momentum beli yang ekstrem. Dalam kondisi seperti ini, para trader disarankan untuk mewaspadai potensi pullback teknis atau fase konsolidasi sebelum reli berikutnya.
Secara teknikal, support terdekat berada di Simple Moving Average (SMA) 9 periode di kisaran $4.000, sedangkan support berikutnya berada di SMA 21 periode. Jika harga terkoreksi, kedua level ini kemungkinan akan menjadi area pertahanan penting. Di sisi atas, resistance utama terletak di $4.050 dan $4.100, di mana aksi ambil untung dapat meningkat.
Emas di Persimpangan Jalan
Reli emas yang membawa harga menembus $4.000 per ons menandai fase baru dalam sejarah pasar komoditas. Dukungan kuat dari faktor geopolitik, pembelian bank sentral, dan kebijakan moneter longgar menjadikan logam mulia ini tetap menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian global.
Namun, dengan sinyal jenuh beli yang semakin jelas, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi jangka pendek. Pertanyaannya kini bukan lagi “apakah emas akan naik,” tetapi “sejauh mana reli ini bisa bertahan sebelum pasar melakukan penyesuaian.”
One thought on “Rekor Baru Emas Tembus $4.000 Pasar Global Bergejolak, Investor Lari ke Safe Haven di Tengah Ketidakpastian Fed dan Politik Dunia”