Harga perak (XAG/USD) jatuh di bawah level psikologis $50,00 seiring penguatan Dolar AS dan menurunnya permintaan aset safe haven. Pola teknikal Head & Shoulders bearish mengisyaratkan potensi penurunan lebih lanjut hingga mendekati $46,00.
Harga Perak Terjun ke Bawah $50, Tekanan dari Penguatan Dolar AS dan Risk Appetite Global
JAKARTA — Harga perak (XAG/USD) kembali tertekan tajam pada perdagangan Selasa (21/10/2025), memperpanjang tren penurunan dua minggu terakhir setelah gagal bertahan di atas level psikologis $50,00. Penguatan Dolar AS (USD) serta meningkatnya selera risiko global (risk appetite) akibat potensi perbaikan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi pemicu utama pelemahan logam mulia tersebut.
Pada perdagangan intraday, perak sempat menyentuh level terendah $49,20, posisi terlemah sejak awal Oktober, setelah sebelumnya gagal mempertahankan momentum kenaikan yang sempat membawa harga ke kisaran $55,00 di minggu sebelumnya.
Dampak Sentimen Global: Ketegangan AS–Tiongkok Mereda
Pelemahan harga perak tak lepas dari faktor makro global. Pasar keuangan dunia menunjukkan pemulihan risk appetite setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya akan segera bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membahas kesepakatan dagang baru. Trump menyebut, pertemuan itu diharapkan menghasilkan “kesepakatan yang adil” yang dapat memperbaiki hubungan dagang kedua negara.
Komentar positif tersebut menenangkan pelaku pasar yang semula khawatir akan meningkatnya risiko perang dagang. Dampaknya, investor beralih dari aset safe haven seperti emas dan perak menuju aset berisiko seperti saham dan obligasi korporasi. Akibatnya, harga perak tertekan, sementara Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia.
“Pernyataan Trump mengubah arah pasar secara signifikan,” tulis seorang analis komoditas di ING Global Markets. “Ketika risiko menurun, logam mulia seperti perak kehilangan daya tariknya.”
Kinerja Dolar AS Kembali Dominan di Pasar Global
Seiring meredanya kekhawatiran geopolitik, Dolar AS (USD) kembali menjadi pilihan utama investor. Indeks dolar (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, melonjak di atas level 107,00, tertinggi dalam tiga minggu terakhir.
Penguatan dolar biasanya memberikan tekanan langsung pada logam mulia, karena harga komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar AS. Akibatnya, permintaan terhadap perak menurun, mempercepat koreksi harga.
“Sentimen pasar saat ini mendukung penguatan dolar, dan itu menjadi hambatan besar bagi XAG/USD untuk pulih dalam jangka pendek,” ujar Francesco Pesole, analis valas dari ING.
Analisis Teknis: Pola Head & Shoulders Bearish Kian Terlihat
Dari sisi teknikal, grafik harian XAG/USD menunjukkan pola Head & Shoulders (H&S) bearish yang sudah menembus neckline di area $50,70. Pola ini sering dianggap sebagai sinyal klasik perubahan tren dari bullish ke bearish.
Harga perak kini juga turun di bawah garis tren naik yang terbentuk sejak pertengahan September, menandakan momentum penurunan semakin kuat.
Target koreksi teknikal berikutnya diperkirakan berada di sekitar $46,10, yang bertepatan dengan Fibonacci retracement 61,8% dari rally kenaikan September–Oktober.
Sementara itu, area $50,80—yang sebelumnya menjadi neckline H&S—kini beralih fungsi menjadi level resistance penting. Jika harga gagal menembus kembali area tersebut, maka tren turun kemungkinan akan berlanjut.
“Selama harga perak diperdagangkan di bawah $50,50, prospek jangka pendek tetap negatif,” tulis analis teknikal dari FXStreet. “Breakout di bawah $49,00 akan mempercepat tekanan jual menuju $48,40, bahkan $46,00.”
Faktor Fundamental: Produksi, Biaya, dan Sentimen Pasar
Selain faktor makro dan teknikal, faktor fundamental juga berperan dalam tekanan harga perak. Lonjakan harga komoditas energi seperti minyak dan gas meningkatkan biaya produksi dan penyimpanan logam mulia. Ditambah lagi, permintaan industri untuk perak di sektor elektronik dan otomotif melemah karena aktivitas manufaktur global yang melambat.
Sementara itu, para investor institusional juga memangkas posisi panjang (long positions) mereka di kontrak berjangka perak di bursa COMEX, menandakan ekspektasi penurunan harga jangka menengah.
Level Teknis Penting XAG/USD:
Level Teknis | Keterangan |
---|---|
Resistance 1 | $50,80 (neckline H&S) |
Resistance 2 | $52,10 (garis tren turun) |
Support 1 | $49,20 (terendah dua minggu) |
Support 2 | $48,45 (terendah 9 Oktober) |
Target Bearish | $46,10 (Fibonacci 61,8%) |
Outlook ke Depan: Apakah Perak Akan Pulih?
Meski prospek jangka pendek masih bearish, beberapa analis percaya bahwa perak bisa menemukan dukungan di bawah $48,00 jika dolar mulai melemah atau ketegangan geopolitik kembali meningkat.
Namun untuk saat ini, sentimen pasar masih condong terhadap dolar AS, terutama jika data ekonomi AS menunjukkan ketahanan inflasi dan memperkuat peluang suku bunga tinggi bertahan lebih lama.
“Perak membutuhkan katalis makro baru untuk keluar dari tekanan ini,” kata Edward Moya, analis senior di OANDA. “Selama pasar percaya bahwa The Fed belum akan menurunkan suku bunga, XAG/USD akan kesulitan untuk pulih.”
Dolar Kuat, Perak Masih dalam Tekanan
Harga perak terus menghadapi tekanan besar akibat penguatan dolar AS, berkurangnya permintaan safe haven, serta sinyal teknikal yang cenderung bearish. Dengan formasi Head & Shoulders yang telah dikonfirmasi dan lemahnya momentum beli, risiko penurunan menuju $46,00 semakin terbuka.
Selama XAG/USD gagal menembus kembali di atas $50,80, tren jangka pendek tetap negatif. Para trader disarankan untuk berhati-hati menghadapi volatilitas tinggi, terutama menjelang rilis data ekonomi AS dan perkembangan hubungan dagang AS–Tiongkok yang dapat memicu perubahan mendadak dalam arah pasar logam mulia.