Yen Jepang Tertekan di Dekat Level Terendah 9 Bulan

Yen Jepang (JPY) melemah mendekati posisi terendah sembilan bulan terhadap Dolar AS (USD) akibat ketidakpastian arah kebijakan Bank of Japan…
1 Min Read 1 9

Yen Jepang (JPY) melemah mendekati posisi terendah sembilan bulan terhadap Dolar AS (USD) akibat ketidakpastian arah kebijakan Bank of Japan (BoJ). Sikap pro-stimulus Perdana Menteri Takaichi, potensi intervensi pemerintah, dan tekanan global pasca berakhirnya penutupan pemerintah AS menambah kompleksitas pergerakan USD/JPY. Simak analisis lengkap faktor fundamental dan teknikal yang memengaruhi pasangan mata uang ini.

Ketidakpastian BoJ dan Prospek USD Jadi Fokus Pasar

Yen Jepang (JPY) kembali berada di bawah tekanan pada perdagangan Kamis menjelang sesi Eropa, bertahan di dekat level terendah sembilan bulan terhadap Dolar AS (USD). Pelemahan ini memperpanjang tren bearish yang sudah berlangsung selama beberapa pekan terakhir, seiring meningkatnya ketidakpastian terkait arah kebijakan Bank of Japan (BoJ) di bawah Gubernur Kazuo Ueda serta arah kebijakan ekonomi Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi.

Pasar menilai, kombinasi antara sikap pro-stimulus pemerintah dan minimnya tanda-tanda kenaikan suku bunga dari BoJ menjadi faktor utama yang menahan penguatan Yen. Di saat yang sama, perkembangan positif dari Amerika Serikat, yakni berakhirnya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah, justru mendorong minat risiko global dan melemahkan permintaan terhadap aset safe haven seperti Yen Jepang.

BoJ di Persimpangan: Antara Abenomics dan Tekanan Inflasi

Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menegaskan bahwa BoJ akan terus berupaya mencapai inflasi moderat dan berkelanjutan yang didukung oleh pertumbuhan upah dan konsumsi rumah tangga yang kuat. Ueda menyebut kondisi pasar tenaga kerja Jepang terus membaik, dan inflasi inti bergerak secara bertahap menuju target 2%. Namun, pasar menilai langkah-langkah konkret untuk menaikkan suku bunga masih belum jelas, membuat Yen tetap tertekan.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan bahwa pemerintahannya akan melanjutkan strategi ekonomi warisan Shinzo Abe atau Abenomics, yang menitikberatkan pada suku bunga rendah dan stimulus fiskal besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter ultra-longgar masih akan dipertahankan dalam waktu dekat.

Menteri Keuangan Jepang, Satsuki Katayama, menambahkan bahwa pemerintah akan menjaga stabilitas nilai tukar dengan kebijakan fiskal yang hati-hati. Katayama bahkan memperingatkan kemungkinan intervensi jika pelemahan Yen berlanjut dan menekan biaya impor yang dapat memicu inflasi lebih tinggi. Peringatan ini memunculkan spekulasi bahwa otoritas Jepang siap turun tangan di pasar valuta asing untuk menahan depresiasi Yen yang terlalu cepat.

Faktor Global: Penguatan Dolar AS Terbatas oleh Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Di sisi lain, Dolar AS (USD) masih bertahan kuat di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember mendatang. Meskipun penguatan USD terhadap JPY tetap ada, sentimen dovish di kalangan pejabat The Fed membatasi pergerakan lebih lanjut.

Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan peluang sekitar 60% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember. Ekspektasi ini didukung oleh laporan ekonomi terbaru yang menunjukkan penurunan signifikan pada lapangan kerja bulan Oktober dan melemahnya sentimen konsumen ke level terendah dalam tiga setengah tahun terakhir.

Beberapa pejabat The Fed, termasuk Gubernur Stephen Miran, menilai kebijakan moneter saat ini masih terlalu ketat, sementara Raphael Bostic dari The Fed Atlanta memilih menunggu “bukti yang jelas” bahwa inflasi benar-benar menuju target 2%. Perbedaan pandangan ini membuat pelaku pasar berhati-hati, dengan volatilitas yang tetap tinggi di pasar valas global.

Analisis Teknis: USD/JPY Uji Level Psikologis 155,00

Dari perspektif teknikal, pasangan USD/JPY menunjukkan momentum bullish yang kuat. Penembusan di atas zona resistance 154,45–154,50 pada sesi perdagangan sebelumnya menjadi sinyal baru bagi para pembeli. Indikator teknikal harian juga memperkuat bias kenaikan, dengan potensi untuk menembus level psikologis 155,00.

Jika momentum ini berlanjut, harga spot USD/JPY berpotensi naik ke area resistance berikutnya di 155,65–156,00. Namun, jika terjadi koreksi, area 154,00 diperkirakan menjadi level support pertama yang akan diuji. Penembusan di bawah 153,60 bisa mempercepat aksi jual dan membawa harga menuju 153,00 bahkan 152,10.

Prospek ke Depan: Fokus pada Isyarat BoJ dan Kebijakan AS

Investor kini menantikan pernyataan lebih lanjut dari pejabat The Fed dan anggota Dewan Kebijakan BoJ untuk mendapatkan kejelasan arah kebijakan moneter. Divergensi antara kebijakan moneter Jepang yang ultra-longgar dan kebijakan suku bunga AS yang masih tinggi menciptakan tekanan berkelanjutan terhadap Yen Jepang.

Selain itu, risiko intervensi pemerintah Jepang di pasar valas masih menjadi faktor kunci yang dapat mengubah arah USD/JPY secara tiba-tiba. Jika BoJ tetap menunda pengetatan kebijakan sementara The Fed mulai melonggarkan, volatilitas pada pasangan mata uang ini kemungkinan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

Pelemahan Yen Jepang saat ini mencerminkan ketegangan antara kebijakan domestik yang akomodatif dan dinamika global yang tidak menentu. Dengan BoJ yang masih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga dan pasar global yang menantikan langkah dovish The Fed, Yen cenderung tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek. Namun, potensi intervensi pemerintah Jepang dan perubahan arah kebijakan moneter mendatang bisa menjadi katalis utama yang menentukan masa depan Yen terhadap Dolar AS.

Team

One thought on “Yen Jepang Tertekan di Dekat Level Terendah 9 Bulan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *